14 tahun jadi mimpi buruk Indonesia di SEA Games, pemeran antagonis susul Rivan Nurmulki pensiun
Tim nasional bola voli putra Thailand sekali lagi menghadirkan mimpi buruk bagi Indonesia pada SEA Games 2025.
Thailand seakan membuktikan bahwa mereka selalu memainkan peran antagonis meski voli putra SEA Games sempat lama dikuasai Indonesia sampai sebelum kemarin malam.
Timnas voli putra Thailand meraih gelar ke-9 pada SEA Games setelah mengalahkan Indonesia pada laga final di Huamark Indoor Stadium, Bangkok, Jumat (19/12/2025).
Jumlah kesuksesan pasukan Negeri Gajah Putih masih lebih sedikit daripada Indonesia yang telah mengemas 12 emas.
Namun, Thailand berhasil menjadi momok timnas voli putra Indonesia dalam 14 tahun.
Bagaimana tidak? Indonesia belum pernah menang lagi melawan Thailand di SEA Games sejak final edisi 2011 di Jakarta-Palembang.
Indonesia memang sempat mencatatkan torehan impresif dengan raihan hattrick medali emas pada SEA Games 2019, 2021, dan 2023.
Akan tetapi, Indonesia tidak sekali pun bertemu Thailand dalam perjalanan menuju juara pada tiga edisi tersebut.
Thailand saat itu selalu dikalahkan tim tuan rumah sebelum final.
Selebihnya, Thailand tak pernah gagal dengan mengalahkan Indonesia menuju raihan emas SEA Games pada 2011, 2013, 2015, 2017, dan kini 2025.
Kemenangan terakhir Indonesia atas Thailand di voli putra SEA Games terjadi pada final edisi 2009 Vientiane, Laos.
Pemain yang selalu hadir dalam lima kesuksesan terakhir Thailand di ajang multi-event se-ASEAN adalah middle blocker berusia 33 tahun, Kissada Nilsawai.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Thairath, Nilsawai berhasil meraih emas kelimanya di SEA Games sebelum mengumumkan pensiun dari tim nasional.
"Untuk saat ini, saya akan berhenti bermain untuk timnas dan hanya bermain di liga," kata sosok yang memperkuat klub Nakhon Ratchasima Qumince VC di Liga Thailand.
"Jika diperlukan bagi saya untuk kembali dan bermain lagi, saya harus mempertimbangkannya terlebih dahulu," ujarnya.
Atlet berdarah Mali tersebut mengikuti jejak Rivan Nurmulki, opposite veteran Indonesia yang juga mengumummkan akan pensiun dari timnas jelang SEA Games 2025.
Menjadi pemain paling senior di tim Merah Putih, Rivan menjadi bagian integral dari kesuksesan Indonesia mencatat hattrick emas di SEA Games.
Sayangnya, ambisi Rivan untuk quattrick harus pupus. Medali perak menjadi kado perpisahan bagi atlet asal Jambi berusia 30 tahun itu.
Setelah SEA Games, Nilsawai dan Rivan akan kembali bersaing di lapangan pada pentas Liga Voli Thailand musim 2025-2026.
Nilsawai masih bersama Nakhon Ratchasima, sementara Rivan bakal memperkuat tim kuat lainnya yaitu Diamond Food VC.
Kesempatan perpisahan manis dengan timnas juga dimanfaatkan Nilsawai untuk mengungkapkan masalah kesejahteraan atlet bola voli Thailand.
Dia menyoroti rendahnya tunjangan atlet yang hanya mendapatkan uang saku sebesar 600 baht per-hari atau sekitar 300 ribu rupiah berdasarkan kurs saat berita ini ditulis.
"Saya tidak ingin terlalu banyak bicara, tapi jujur, saya ingin melihat peningkatan tunjangan atlet," kata Nilsawai.
"Selama bertahun-tahun, kami menerima 900 baht, tapi 300 baht dipotong untuk akomodasi dan biaya lain, sehingga hanya mendapat 600 baht per hari."
"Kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun," ujarnya.
Nilsawai menyebut tunjangan yang didapat atlet sudah tak cukup layak untuk menjamin masa pensiun setelah pensiun.
Bahkan untuk menyambung hidup, pemain voli Thailand harus bekerja sambilan.
Dia mengambil contoh salah satu atlet yang bekerja di supermarket selama tujuh bulan dalam setahun dan kemudian bertanding selama tiga bulan.
"Ini hanya saya, telah bermain di 8 edisi SEA Games yang artinya 16 tahun, tidak memasukkan generasi sebelumnya seperti Kittikun Sriutthawong dan pemain lainnya"
"Dulu, bermain voli memberi kami 18.000 baht. Kami bisa membeli makanan, seperti hidangan mie spesial seharga 35 baht."
"Sekarang harganya 70 baht. Ini tidak lagi cukup," ujarnya.
Dia berharap kesejahteraan yang lebih terjamin akan mendorong lebih banyak anak-anak muda untuk bermain bola voli.
"Saya ingin anak-anak memiliki harapan sehinga keluarga mereka bisa menjalani hidup yang layak dan bisa pensiun dengan bermain voli," tandasnya.


0 Response to "14 tahun jadi mimpi buruk Indonesia di SEA Games, pemeran antagonis susul Rivan Nurmulki pensiun"
Posting Komentar